Apa Itu Vaksin Astrazeneca? Ini Kandungan dan Efek Sampingnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
9 Mei 2024 21:42 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Vaksin Astrazeneca. Foto: Mufid Majnun/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Vaksin Astrazeneca. Foto: Mufid Majnun/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu vaksin yang digunakan dalam menanggulangi COVID-19 adalah vaksin astrazeneca. Apa itu vaksin Astrazeneca dan bagaimana kandungan serta efek sampingny?
ADVERTISEMENT
Dalam menghadapi penyebaran pandemi COVID-19 secara global, upaya pencarian vaksin yang efektif dan aman menjadi prioritas utama. Vaksin hasil kolaborasi antara AstraZeneca dan Universitas Oxford ini termasuk salah satunya.
Seperti halnya dengan vaksin lainnya, ada banyak pertanyaan dan kontroversi mengenai keamanan, efektivitas, dan penggunaannya. Maka dari itu, penting untuk memahami tentang vaksin ini agar tidak terjadi misinformasi.

Apa Itu Vaksin Astrazeneca?

Ilustrasi Vaksin Astrazeneca. Foto: Tofiqu barbheuiya/Unsplash
Vaksin Astrazeneca merupakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford. Vaksin ini dikenal juga dengan nama AZD1222 dan sudah dikembangkan sejak tahun 2020 di Cambridge, Britania Raya.
Mengutip dari k24klik.com, nilai efikasi vaksin corona Astrazeneca sebesar 62,1% berdasarkan hasil uji BPOM. Hasil uji efikasi vaksin di lembaga lain bisa saja berbeda karena basis data yang diambil berbeda.
ADVERTISEMENT

Vaksin untuk Mencegah COVID-19

Dengan banyaknya kasus kematian akibat COVID-19 yang terjadi beberapa waktu lalu, Astrazeneca menjadi salah satu pilihan untuk mencegah yang lebih buruk terjadi. Vaksin AstraZeneca dianggap sebagai salah satu alat penting dalam mengendalikan penyebaran virus corona, terutama karena kemudahan penyimpanan dan distribusinya.
Perusahaan farmasi Astrazeneca telah mengirimkan 3 miliar dosis vaksin ke seluruh dunia pada 2021. Pada tahun tersebut, BPOM serta Kemenkes juga membolehkan vaksinasi COVID-19 menggunakan Astrazeneca. Sementara itu, MUI menetapkan fatwa mubah dalam penggunaanya.
Seperti halnya vaksin dari Pfizer, Moderna, Novavax, dan lainnya, Astrazeneca telah melalui tingkat pengujian yang sesuai. Uji coba fase 3 (di mana vaksin diuji pada ribuan orang) menunjukkan produk AstraZeneca aman dan efektif. Setelah itu, baru didistribusikan di banyak negara di Eropa dan negara lain di dunia.
ADVERTISEMENT
Vaksin ini telah terbukti efektif bagi masyarakat berumur 18 tahun ke atas, termasuk kalangan lanjut usia berusia 60 tahun ke atas. Bagi masyarakat yang memiliki penyakit penyerta yang teridentifikasi dapat meningkatkan risiko sakit Covid-19 yang parah, seperti obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan penyakit pernapasan, vaksin ini tetap direkomendasikan.
Orang yang pernah terinfeksi Covid-19 dapat menerima vaksin AstraZeneca. Namun, harus menunggu setidaknya enam bulan setelah terinfeksi, sebelum menerima vaksin ini.
Aturan ini ditetapkan karena saat itu prioritas utama adalah orang yang belum terinfeksi agar menerima antibodi. Sedangkan orang yang sudah pernah terinfeksi biasanya mendapatkan antibodi secara alami.

Kandungan pada Vaksin Astrazeneca

Pada awal kehadirannya, Astrazeneca banyak mengundang penolakan dari umat muslim di Indonesia. Hal ini lantaran ada penggunaan tripsin babi dalam prosesnya pembuatannya. Sebagian masyarakat khawatir hal tersebut berpengaruh buruk.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kejadian itu, MUI segera memberikan tanggapan dan konfirmasi. Memang benar bahwa vaksin ini menggunakan tripsin babi. Namun, menurut dr Muhammad Iqbal Ramadhan, tripsin babi dipakai pada proses pengembangan vaksin. Di awal penanaman, tripsin bermanfaat untuk menumbuhkan virus pada sel inang.
Saat virus tumbuh, nantinya, virus akan dipisahkan dari tripsin babi. Oleh karena itulah setelah proses penanaman selesai, virus dan tripsin babi sudah tidak lagi bersinggungan atau bersentuhan. Fungsi tripsin babi dalam pembuatannya hanya sebagai media tanam saja.
Lalu, apa saja kandungan di dalam vaksin Astrazeneca? Berdasarkan keterangan pemerintah Inggris, vaksin ini mengandung vektor adenovirus dari simpanse (rekombinan ChAdOx1-S) yang disisipi glikoprotein spike dari virus SARS-Cov-2, serta organisme hasil rekayasa genetika (GMO).
ADVERTISEMENT
Komposisi yang ada di dalamnya, yakni:
Vaksin ini menggunakan teknologi vektor adenovirus yang tidak aktif untuk mengirimkan instruksi genetik kepada sel-sel tubuh manusia untuk memproduksi protein spike virus corona. Ketika sistem kekebalan tubuh mendeteksi protein spike tersebut, itu akan merespons dengan memproduksi antibodi dan sel-sel kekebalan lainnya untuk melawan virus jika terinfeksi.
Salah satu keunggulan utama dari vaksin AstraZeneca adalah kemudahan penyimpanan dan distribusinya. Vaksin ini dapat disimpan pada suhu 2-8 derajat Celsius, yang membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan ke berbagai wilayah, termasuk daerah dengan infrastruktur kesehatan yang terbatas. Ini merupakan kelebihan tersendiri jika dibandingkan dengan beberapa vaksin lain yang memerlukan suhu penyimpanan yang sangat rendah.
ADVERTISEMENT

Efek Samping Vaksin Astrazeneca

Saat vaksinasi menggunakan Astrazeneca, dosis yang dibutuhkan sekali suntikan adalah 0,5 mL. Penyuntikan ini dilakukan hingga 2 kali. Sedangkan jarak antara penyuntikan pertama dan kedua 4 hingga 12 minggu.
Vaksin ini juga memiliki beberapa efek samping. Efek samping yang paling umum dialami setelah mendapat suntikan vaksin ini antara lain:
Ada juga efek samping lain yang dilaporkan cukup umum:
ADVERTISEMENT
Beberapa orang melaporkan rasa dingin yang tiba-tiba disertai menggigil/gemetar disertai kenaikan suhu, mungkin disertai keringat, sakit kepala (termasuk sakit kepala seperti migrain), mual, nyeri otot, dan rasa tidak enak badan, yang dimulai dalam satu hari setelah mendapatkan vaksin dan biasanya berlangsung selama satu atau dua hari.

Ditarik dari Peredaran

Belum lama ini, vaksin Astrazeneca telah ditarik dari peredarannya. Perusahaan telah mengajukan permohonan untuk menarik vaksin tersebut pada 5 Maret 2024 dan mulai berlaku sejak 7 Mei 2024.
Pencabutan izin edar vaksin ini dilakukan secara sukarela. Perusahaan menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan lantaran banyaknya varian vaksin Covid-19 yang telah dikembangkan. Sehingga, terdapat surplus vaksin terbaru yang tersedia.
Banyaknya varian vaksin yang tersedia menyebabkan penurunan permintaan untuk AstraZeneca, yang tidak lagi diproduksi atau dipasok.
ADVERTISEMENT
Bersamaan dengan itu, sedang ramai menjadi perbincangan bahwa vaksin Astrazeneca memiliki efek samping pembekuan darah. Namun, Astrazeneca membantah bahwa penarikan vaksin buatan mereka berkaitan dengan pengakuannya di pengadilan soal efek samping berbahaya dari penggunaan vaksin COVID-19 Astrazeneca.
Lebih lanjut, perusahaan farmasi itu justru mengatakan bahwa vaksin buatannya berperan dalam mengakhiri pandemi global. Vakin Diperkirakan, Atrazeneca telah berhasil menyelamatkan lebih dari 6,5 juta nyawa sejak tahun pertama digunakan.
Kasus penggumpalan darah dengan kadar trombosit darah rendah atau thrombosis thrombocytopenia syndrome (TTS) merupakan kasus yang sangat jarang terjadi setelah vaksinasi dengan Vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Ini termasuk beberapa kasus parah dengan pembekuan darah di lokasi yang berbeda atau tidak biasa dan pembekuan atau pendarahan yang berlebihan di seluruh tubuh. Mayoritas kasus ini terjadi dalam 3 minggu pertama setelah vaksinasi, namun ada juga yang dilaporkan setelah periode tersebut. Beberapa kasus mengancam jiwa atau berakibat fatal. Namun, yang perlu diingat bahwa manfaat vaksinasi untuk memberikan perlindungan terhadap COVID-19 masih lebih besar dibandingkan potensi risikonya.
ADVERTISEMENT

Kesimpulan

Ilustrasi vaksinasi Covid-19. Foto: CDC/Unsplash
Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang telah diizinkan penggunaannya untuk mengatasi COVID-19. Vaksin ini menggunakan teknologi vektor adenovirus yang tidak aktif untuk mengirimkan instruksi genetik kepada sel-sel tubuh manusia untuk memproduksi protein spike virus corona. Setelah vaksin disuntikkan, vaksin ini akan membentuk antibodi yang bertanggung jawab melawan infeksi.
Meskipun vaksin AstraZeneca telah terbukti efektif dalam mencegah penyakit parah dan kematian akibat COVID-19, ada beberapa kekhawatiran terkait dengan efek sampingnya. Namun, risiko ini masih dianggap sangat rendah dibandingkan dengan manfaatnya dalam melindungi dari COVID-19.
Itulah penjelasan mengenai apa itu vaksin Astrazeneca, kandungan dan efek sampingnya. [Adi Tri]