Menelaah Langkah Politik Prabowo

Konfridus R Buku
Dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula Ende
Konten dari Pengguna
4 Mei 2024 13:07 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Konfridus R Buku tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertemuan Prabowo dan  Surya Paloh: kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Prabowo dan Surya Paloh: kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi Pemilihan Umum telah menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 pada Rabu, 24 April 2024. Penetapan ini sekaligus membuka dan memastikan jalan politik presiden dan wakil presiden terpilih ke depannya. Tidak hanya itu saja melainkan juga membuka jalan bagi lawan politik untuk memastikan langkah politik mereka untuk periode lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Sehingga tidak mengherankan bahwa pasca penetapan hasil sengketa Pilpres oleh Mahkamah Konstitusi dan dilanjutkan penetapan oleh KPU, maka sejumlah petinggi partai politik mulai melakukan sejumlah langkah politik masing-masing. Prabowo sebagai presiden terpilih bahkan mulai secara nyata melakukan langkah politik dengan mengunjungi dan dikunjungi sejumlah elit politik.
Prabowo Subianto pada Rabu 24 April 2024 menemui Muhaimin Iskandar seusai ditetapkan sebagai presiden terpilih. Pertemuan tersebut terjadi di kantor DPP PKB, yang mana dalam pertemuan tersebut Prabowo didampingi oleh sejumlah petinggi partai Gerindra begitu juga Muhaimin Iskandar didamping oleh sejumlah petinggi PKB.
Dalam pertemuan tersebut dibahas beberapa hal berkaitan dengan langkah politik ke depan bahwa PKB akan mendukung pemerintahan yang baru, rekonsiliasi politik pasca pemilu, dan agenda-agenda perubahan yang coba ditawarkan oleh PKB. Pertemuan ini membuka kemungkinan kerjasama koalisi PKB bersama Prabowo-Gibran, sekaligus mencairkan kembali suasana pasca pemilu.
ADVERTISEMENT
Pada sesi lainnya juga terjadi pertemuan antara Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih bersama Surya Paloh dan sejumlah petinggi partai Nasdem. Pertemuan berlangsung pada Kamis 25 April 2024 di Kertanegara, Jakarta Pusat. Sebelumnya, ketua umum Nasdem sekaligus pimpinan koalisi Anis-Muhaimin ini, telah terlebih dahulu menerima kunjungan dari Prabowo beberapa waktu lalu pasca penetapan hasil rekapitulasi KPU.
Ketum Gerindra itu mengatakan mereka sepakat untuk menjalin kerja sama antara Gerindra dan Nasdem. Di saat yang sama Surya Paloh menyatakan dukungnnya kepada Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Walaupun tampaknya biasa namun pertemuan ini menyiratkan bahwa peluang koalisi dan rekonsiliasi akan segera terwujud.
Pertemuan para elit politik bukanlah sebuah kebetulan, melainkan sebuah keniscayaan politik. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Prabowo bersama sejumlah partai di luar koalisi pendukung Prabowo-Gibran nampaknya memiliki makna tertentu. Pertemuan ini dilihat sebagai langkah politik Prabowo pasca ditetapkan sebagai presiden terpilih untuk membangun koalisi bersama dan sekaligus rekonsiliasi politik.
ADVERTISEMENT
Membangun Koalisi Bersama
Pasca penetapan hasil Pilpres terdapat beberapa hal penting yang harus dibangun oleh Prabowo-Gibran sebagai dasar bagi pemerintahan ke depannya. Salah satu hal yang tidak kalah penting bagi Prabowo-Gibran adalah hasil suara Pileg 2024, sebab parlamen akan berperan besar dalam memuluskan kebijakan-kebijakan presiden dan wakil presiden.
Setelah penetapan KPU, publik kini menunggu bagaimana Prabowo-Gibran membangun koalisi. Situasi geopolitik dan perekonomian yang sedang tidak baik-baik saja di tengah konflik Timur Tengah tentunya membangun sebuah koalisi besar merupakan sebuah keniscayaan. Dalam membentuk koalisi yang kuat, maka Prabowo-Gibran membutuhkan dukungan mayoritas dari lembaga legislatif. Prabowo tentunya belajar dari Presiden Jokowi yang merangkul lawan politiknya untuk membangun koalisi bersama untuk memastikan pemerintahan berjalan stabil.
ADVERTISEMENT
Koalisi Prabowo-Gibran saat ini dihuni 4 partai politik pengusung utama yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, Demokrat dan PAN. Total kursi dari keempat partai ini adalah 280 dari 580 kursi DPR 2024-2029. Artinya total perolehan kursi partai koalisi Prabowo-Gibran saat ini hanya 48,29% dari total kursi DPR. Kondisi ini tentunya tidaklah aman bagi pemerintahan Prabowo-Gibran ke depannya. Oleh karena itu Prabowo-Gibran harus mampu menggaet sejumlah partai di luar partai pengusung untuk berkoalisi mengamankan jalannya pemerintahan.
Dukungan dari partai politik yang signifikan di tingkat nasional dan regional dapat memperkuat stabilitas dan legitimasi pemerintahan Prabowo-Gibran. Jumlah suara partai koalisi yang dianggap baik, setidaknya 50% + 1 dari total kursi parlamen untuk memperlancar sistem pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Jika kemudian Nasdem dan PKB merapat dan membangun koalisi bersama Prabowo-Gibran maka koalisi tersebut akan menjadi koalisi besar. Komposisi koalisi Prabowo-Gibran jika mendapat tambahan kekuatan dari Nasdem dan PKB adalah menjadi 63.64 % dari total suara sah nasional dengan total kursi di DPR RI adalah 417 kursi sehingga total komposisi kekuatan koalisi di parlamen menjadi 71.89% .
Kondisi koalisi yang seperti ini menjadi sangat penting bagi Prabowo-Gibran terutama untuk memastikan agar roda pemerintahan berjalan dengan baik. Sehingga langkah politik yang dijalankan Prabowo terhadap petinggi PKB dan Nasdem mengisyaratkan bahwa Prabowo-Gibran sedang berupaya membangun koalisi bersama dalam menjalankan pemerintahan yang stabil. Upaya membangun koalisi bersama ini di sisi lain dilihat dan dimaknai sebagai upaya rekonsiliasi politik pasca pemilu.
ADVERTISEMENT
Rekonsiliasi Politik
Pemilu 2024 telah menguras energi dan sumber daya yang cukup besar, bahkan menghadirkan sejumlah pertarungan mulai dari akar rumput hingga ke tingkat elit politik. Situasi ini menimbulkan polarisasi politik yang akut.
Persaingan-persaingan keras saat pemilu sejak masa kampanye hingga proses sengketa Pilpres di MK menjadi suguhan dalam kontestasi politik tanah air. Pemilu 2024 disuguhkan dengan sejumlah pemandangan politik yang dipenuhi oleh ketegangan, ketidakpastian dan konflik. Ragam pandangan politik yang bertentangan, serta persaingan antara partai dan paslon memunculkan polarisasi yang mendalam di masyarakat.
Prabowo sebagai presiden terpilih dalam pemilu 2024, tengah gencar menjalankan strategi rekonsiliasi politik. Hal ini tentunya ia belajar dari pengalaman Pilpres 2019, ketika Presiden Jokowi mengajaknya bergabung dalam pemerintahan pasca pertarungan dalam arena politik. Banyak pihak yang menilai bahwa langkah ini adalah langkah tepat yang menunjukan kematangan politik yang luar biasa, di mana kepentingan nasional diletakan di atas kepentingan pribadi dan golongan.
ADVERTISEMENT
Rekonsiliasi merupakan inisiatif penting untuk menyelaraskan dan menghilangkan ketidakpercayaan dan kebencian serta ketidakcocokan dalam membangun kembali persatuan dan kesatuan. Pengamat politik, Andrew Schapp (2003) dalam bukunya Political Reconciliation menjelaskan bahwa rekonsiliasi politik adalah sebuah aspirasi yang menopang politik dengan membingkai sebuah pertemuan antara kelompok yang bermusuhan dan membuka kemungkinan untuk bersatu.
Langkah rekonsiliasi Prabowo adalah pertemuan dengan tokoh-tokoh politik yang sebelumnya bersebrangan dengannya pada pemilu kali lalu. Pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menunjukan sikap terbuka Prabowo dalam menjalin dialog lintas partai dan koalisi.
Penguatan rekonsiliasi Prabowo menjadi kunci untuk menjamin kelangsungan persatuan bangsa. Sehingga penguatan rekonsiliasi menjadi kebutuhan yang mendesak. Rekonsiliasi bukan sekedar upaya menjembatani perbedaan, tetapi membangun fondasi persatuan yang lebih kokoh untuk masa depan bangsa.
ADVERTISEMENT
Langkah rekonsiliasi Prabowo memberi sinyal positif bahwa perdamian politik dan stabilitas negara diprioritaskan diatas segala kepentingan yang sempit. Rekonsiliasi politik membantu meredakan ketegangan dan permusuhan akibat perbedaan pilihan politik. Polarisasi yang tajam dapat memicu keretakan sosial dan mengancam stabilitas nasional. Rekonsiliasi menyediakan ruangan dialog dan saling pengertian, menjembatani perbedaan dan membangun kembali rasa persaudaraan.
Rekonsiliasi juga menunjukan kedewasaan politik para elit dalam menjalankan peran sebagai pemimpin yang mengayomi semua elemen masyarakat. Oleh karena itu menjadi penting bagi para elit politik untuk membangun rekonsiliasi politik yang dapat berdampak bagi pembenahan polarisasi di akar rumput. Rekonsiliasi politik yang dibangun oleh para elit politik saat ini terutama yang dilakukan oleh Prabowo Subianto terhadap para elit politik sekiranya mampu meredam ketegangan politik yang terjadi selama proses pemilu berlangsung.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari langkah politik yang dijalankan oleh para elit politik, maka hal urgen saat ini adalah bagaimana membangun bangsa ini atas dasar persatuan pasca terkurasnya sejumlah sumber daya saat pemilu. Menjadi tugas penting bagi para politisi untuk membangun kesadaran bersama akan pentingnya integritas bangsa di atas kepentingan-kepentingan politik semata. Oleh karena itu mari membangun bangsa ini secara bersama-sama diatas prinsip bonum commune.