Riset: Nenek Berperan Penting Mengatasi Trauma Masa Kecil Anak

7 Mei 2024 17:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi anak dan nenek Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi anak dan nenek Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, pernah mendengar ungkapan anak yang dekat dengan kakek atau nenek cenderung akan lebih bahagia? Atau mungkin Anda sendiri juga mengalaminya?
ADVERTISEMENT
Ya, ternyata anggapan tersebut benar adanya. Hal ini terungkap dalam riset yang dilakukan di Universitas Turku, Finlandia, terhadap ribuan remaja di Inggris.
Seperti apa risetnya? Simak penjelasannya seperti dikutip Huffington Post berikut ini.

Penjelasan soal Pentingnya Kasih Sayang Nenek Bagi Anak

Ilustrasi anak bersama kakek dan nenek. Foto: Shutter Stock
Para peneliti di Universitas Turku, Finlandia, melihat data yang dikumpulkan dalam survei tahun 2007 yang dilakukan terhadap 1.566 remaja Inggris berusia 11 hingga 16 tahun. Remaja yang tinggal bersama kakek-nenek mereka atau yang tidak memiliki setidaknya satu kakek-nenek yang masih hidup tidak termasuk dalam kelompok ini.
Riset tersebut mencakup kuesioner skrining perilaku untuk mengukur masalah emosional dan perilaku remaja.
“Temuan utama kami adalah bahwa investasi dari nenek dari pihak ibu tampaknya mampu melindungi cucu mereka dari pengaruh negatif dari berbagai pengalaman awal kehidupan yang merugikan,” kata Samuli Helle yang merupakan peneliti utama dalam riset tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pengalaman masa kanak-kanak yang merugikan yang dimaksud Helle menggambarkan peristiwa traumatis atau keadaan sulit yang terjadi antara usia 0 hingga 17 tahun,” jelas Whitney Raglin Bignall , direktur klinis asosiasi untuk Kids Mental Health Foundation.
Contohnya seperti pelecehan, penelantaran, pengasuhan yang terlalu mengekang, menyaksikan kekerasan, tinggal bersama pengasuh yang memiliki masalah penyalahgunaan narkoba, atau hidup dalam kemiskinan, termasuk di lingkungan yang kekurangan sumber daya.
Meskipun tidak semua orang yang memiliki pengalaman masa kecil yang buruk akan terus mengalami masalah, mereka lebih mungkin mengalami masalah tersebut – dan kemungkinan ini meningkat seiring dengan bertambahnya trauma.
Di masa kanak-kanak, kata Bignall, pengalaman-pengalaman ini mungkin mengubah perkembangan otak dan berdampak pada respon tubuh mereka terhadap stres, berdampak negatif pada kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan yang sehat, berdampak pada kemampuan mereka untuk memperhatikan, belajar dan membuat keputusan, hingga menyebabkan kesehatan mental yang buruk.
ADVERTISEMENT
Di usia dewasa, seseorang juga lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental serta masalah penggunaan narkoba dan masalah kesehatan fisik kronis, seperti diabetes, asma, dan kanker.
Ilustrasi lansia, nenek dan cucu. Foto: Shutterstock
Jadi, memiliki kemampuan untuk mencegah pengalaman masa kanak-kanak yang buruk, atau mengurangi dampaknya, dapat memberikan pengaruh positif pada seseorang selama bertahun-tahun. Di sinilah peran nenek. Anak-anak yang memiliki pengalaman masa kecil yang buruk cenderung tidak menunjukkan dampak negatif dari pengalaman tersebut seiring pertumbuhan mereka jika ada nenek dari pihak ibu dalam hidup mereka yang menawarkan dukungan, seperti penitipan anak atau bantuan keuangan.
Menariknya, para peneliti menemukan efek protektif atau “penyangga” ini hanya terjadi pada nenek dari pihak ibu, bukan pada kakek dan nenek lainnya. Helle mengatakan, temuan ini sudah diduga dan sejalan dengan teori evolusi yang dikenal dengan hipotesis nenek, yang menyatakan bahwa dengan membantu mengasuh anak, nenek meningkatkan kesuburan putrinya.
ADVERTISEMENT
Namun, Helle memperingatkan bahwa penelitian Universitas Turku mengungkapkan pola statistik rata-rata dan bahwa dalam kehidupan nyata mungkin ada banyak contoh kakek atau nenek dari pihak ayah memberikan perawatan yang sama dengan efek perlindungan yang sama. Helle juga mencatat bahwa efek ini tidak cukup kuat untuk sepenuhnya menghilangkan dampak trauma.
“Bahkan investasi tingkat tertinggi dari nenek dari pihak ibu yang terlihat dalam data ini tidak mampu sepenuhnya melindungi cucu dari dampak negatif pengalaman buruk di awal kehidupan,” katanya.
Karena dampak kejadian buruk di masa kanak-kanak berlangsung bertahun-tahun, begitu pula buffering yang dilakukan nenek. “Dengan mampu melindungi cucu-cucu mereka dari 'dampak penuh' peristiwa buruk dalam hidup, investasi nenek dari pihak ibu pada cucu-cucu mereka dapat menghasilkan dampak jangka panjang terhadap perkembangan dan kesejahteraan anak-anak tersebut,” kata Helle.
ADVERTISEMENT

Bagaimana mendukung anak yang menghadapi kesulitan?

Ilustrasi seorang nenek bersama cucunya. Foto: Shutter Stock
Salah satu cara terbaik untuk mengatasi dampak pengalaman masa kecil yang buruk, kata Bignall, adalah dengan memberikan anak sistem dukungan yang kuat.
“Ini termasuk memiliki hubungan yang berkelanjutan dan saling percaya dengan orang dewasa. Seorang nenek yang terlibat, konsisten, penuh kasih sayang, dan bersedia membantu dapat menjadi penyangga penting bagi anak-anak,” jelasnya.
Apa pun peran yang Anda mainkan dalam kehidupan seorang anak, dia merekomendasikan cara-cara berikut untuk mendukung anak yang menghadapi kesulitan:
ADVERTISEMENT
Dengan segala pengalaman dan kebijaksanaannya, kakek-nenek khususnya mampu mewariskan budaya dan tradisi selain memberikan dukungan dan bimbingan.
“Ada sesuatu yang sangat istimewa tentang cinta seorang kakek-nenek, dan ketika diberikan, itu akan menjadi tambahan yang unik bagi anak-anak,” kata Bignall.