Waspada Moms, Obesitas Picu Beragam Gangguan Psikologis pada Anak!

27 Maret 2024 15:25 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak obesitas.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak obesitas. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, tahukah Anda bahwa obesitas pada masa kanak-kanak ternyata dapat melahirkan efek psikologis pada mereka. Tak hanya bagi orang dewasa, persoalan berat badan juga dapat menjadi masalah yang rumit bagi anak. Sebab, pada usia ini mereka sedang berada di fase kehidupan sosial yang unik.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Verywell Mind, masalah psikologis imbas obesitas ini dialami pada 13,9% anak usia dua hingga 5 tahun, 18,4% anak usia 6 hingga 11 tahun, dan 20,6% anak usia 12 hingga 19 tahun.
Pakar menyebut ada hal-hal yang perlu diketahui orang tua tentang dampak psikologis dari obesitas pada masa kanak-kanak. Dengan memahami hal ini, Anda diharapkan dapat membantu anak menghadapi masalah yang ada.
Beberapa masalah psikologis imbas obesitas pada anak, yakni:
-Masalah Harga Diri
Ilustrasi anak obesitas. Foto: Shutterstock
Obesitas pada masa kanak-kanak lebih dari sekadar masalah fisik. Anak yang mulai tumbuh besar cenderung sangat sadar akan bagaimana mereka dibandingkan dengan orang lain. Banyak dari perbandingan sosial ini bergantung pada ciri-ciri yang 'dangkal', seperti pilihan pakaian, daya tarik wajah, dan tentu saja berat badan.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menemukan tingkat harga diri yang lebih rendah pada anak-anak dan remaja yang mengalami obesitas. Tingkat stres lebih tinggi dibandingkan dengan teman-teman mereka yang memiliki berat badan ideal.
-Tingkat Depresi yang Lebih Tinggi
Bagi anak-anak yang sudah berada di pengujung sekolah dasar hingga awal sekolah menengah pertama, akan merasa mengalami tahun-tahun yang sulit. Hal ini berkaitan dengan berat badan.
Ilustrasi anak obesitas. Foto: Shutterstock
Selain sering membuat perbandingan dengan teman sebayanya, remaja cenderung terpaku pada reaksi orang lain terhadap mereka.
- Menyalahkan Diri Sendiri dan Mudah Marah dengan Orang Lain
Secara khusus, orang tua mencatat bahwa anak-anak mereka yang mengalami obesitas memiliki lebih banyak masalah internalisasi atau masalah di mana kemarahan diarahkan ke dalam. Hal ini akan berhubungan dengan depresi, kecemasan atau gangguan makan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga mempunyai masalah eksternalisasi atau masalah di mana kemarahan diarahkan ke luar, seperti membantah orang tua atau tak dapat berteman dengan baik.
-Prestasi Sekolah dan Persahabatan
Selain itu, para orang tua juga menilai anak mereka yang mengalami obesitas kurang kompeten di sekolah dan di lingkungan sosial. Kondisi ini dianggap membahayakan peluang keberhasilan akademis dan persahabatan mereka.
Ilustrasi Anak obesitas. Foto: Shutter Stock
-Risiko Gangguan Makan Lebih Tinggi
Obesitas merupakan faktor risiko gangguan makan. Risiko ini sebagian disebabkan oleh upaya menurunkan berat badan yang dapat dengan mudah mengarah pada perilaku tidak sehat seperti membatasi makan atau berolahraga secara intensif.
Terlebih lagi, jika seorang anak yang mengalami obesitas diejek oleh teman-temannya. Hal ini dapat membuat mereka lebih rentan makan berlebihan.
ADVERTISEMENT