Oase Tikus Berdasi

Wisnu Akbar Prabowo
Wisnu adalah seorang mahasiswa Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang yang tengah menempuh pendidikannya pada semester 4.
Konten dari Pengguna
27 April 2024 10:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wisnu Akbar Prabowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tikus. Sumber: Pixabay/TheDigitalArtist.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tikus. Sumber: Pixabay/TheDigitalArtist.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang asing dengan tikus berdasi? Di mana ada manusia, di situ ada slogan berkenaan tentang pemberantasan korupsi. Slogan-slogan itu kokoh, terbarukan, dan memanjakan mata. Saking eloknya, mata manusia dibutakan dari pesan utama yang butuh diapresiasi.
ADVERTISEMENT
Tak terkecuali di segala sisi kampus yang notabene dapurnya generasi bangsa. Di sepanjang lorong gedung kampus yang menjulang tinggi itu, tersebar pesan istimewa bagi orang-orang muda. Stop korupsi!
Kok bisa, sih, dengan slogan bertebaran bak gundukan pasir, akal keling itu masih mencemari pikiran mahasiswa yang teredukasi? Padahal, otak mereka seharusnya merekam dan mengamalkan ayat luar biasa tersebut. Tiada mendustakannya, bukan?
Sayangnya, tak semudah itu mengkampanyekan kebersihan di tengah bumi yang kumuh. Sejernih-jernihnya tubuh, kalau masuk ke sungai yang tercemar, pasti akan turut keruh.
Bagaimana tidak jorok, segala macam manipulasi telah terfasilitasi dengan apik. Dari sisi edukasi, mahasiswa bisa melakukan improvisasi agar tak tereliminasi. Hal itu bisa dilancarkan melalui beragam aksi, seperti menyontek, titip absen, menyalin tugas teman, dan memberi bingkisan untuk dosen akademisi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, tidak ada sanksi yang diberikan bagi mereka yang jelas beraksi. Dosen terpelajar seolah tak acuh dengan kelakuan mahasiswa fiksi yang cuma ada nama dan absen wujud fisik. Yang penting, tugas lengkap dan daftar hadir terisi.
Kedua, gratifikasi. Orang mana yang enggan menerima imbalan ketika melakukan pekerjaan di luar ekspetasi? Bodoh kiranya dia menolak komisi seperti itu. Hal itu bisa menjadi investasi jangka panjang baginya.
Ya, bayar dulu baru kerja! Enggak bayar, enggan benar. Enggak bayar, tunggu sebentar! Beri jalan dulu untuk mereka yang membawa amplop pelancar. Skripsi kamu macet? Begini solusinya!
Pertanyaannya, apakah hal-hal itu mendapat evaluasi? Tidak! Urusan benar atau tidaknya, ya belakangan. Yang terpenting, perut kenyang oleh sesuap nasi.
ADVERTISEMENT
Seandainya negeri ini ingin bersih dari eksistensi tipu daya, tempat perkembangbiakannya harus dievakuasi terlebih dahulu. Hilangkan pikiran kalau curang sedikit masih bisa diberi toleransi. Itu bukan solusi!
Untuk merestorasi semua itu tidak semudah yang dikira. Kamu pikir, dengan menangkap para bandit tersebut langsung membuat mereka angkat tangan? Mereka yang terkurung itu hanyalah satu dari beribu calon mafia yang penuh potensi.
Sarang mereka banyak. Tikus-tikus itu mudah beranak-pinak. Jika ingin dibasmi, semua harus dihabisi.
Akan tetapi, negeri kita dipenuhi populasi orang-orang baik dan pengasih. Tak jarang, para tikus itu dibebaskan oleh kelakuan baik mereka selama menginap di penjara bintang lima. Angan-angan untuk menjadi negeri bersih korupsi itu pada akhirnya menjadi cerita fiksi belaka.
ADVERTISEMENT
Begitulah kiranya oase tikus berdasi. Adanya dia membuat utopia hanya sebatas fantasi. Semoga keturunan kita yang ke tujuh bisa merasakan indahnya bumi bebas polusi.